4.4.14 | By: Rika Donghae

Mawar Pink

Penulis : Rika Ramdhaniar [Owner]
Usia : 11 Tahun
E-mail : rika_donghae@rocketmail.com


Di sebuah rumah yang cukup besar, hiduplah sebuah keluarga yang berbahagia. Segala keperluan pasti terpenuhi. Tetapi pagi ini, terjadi sebuah keributan di rumah tersebut.

            Seorang anak tunggal yang hidup di rumah tersebut bernama Caren. Lengkapnya Lucaren Veronica. Ia berumur 10 tahun namun ia sangat keras kepala dan egois. Ia tidak bisa menghargai segala yang telah diberikan tuhan padanya.

            “Ih Ma! Aku nggak mau punya adik tiri!” seru Caren sebal.

            “Maaf Caren, tapi Mama dan Papa sudah terlanjur mengadopsi seorang anak yang sangat menggemaskan dan baik. Namanya Lolita, umurnya baru saja menginjak 3 tahun,” balas Mama seraya tersenyum manis.

            Tiba-tiba, seorang gadis mungil muncul dari balik pintu. Ia berlari menuju ke pangkuan Mama.

            “Heh! Kamu siapa sih megang-megang Mama aku?!” bentak Caren seraya mendorong tubuh Lolita dengan kasar.

            Lolita terjatuh karena didorong oleh Caren. Ia kemudian menangis seraya memegangi kakinya yang sakit terkena kaki kursi.

            “Hush Caren! Sikapmu tidak baik! Ini adalah adikmu! Jadi bersikaplah baik padanya, walaupun ia bukan adik kandungmu!” bentak Mama seraya menghibur Lolita yang tengah menangis kesakitan.

            “Ini nih yang paling aku gak suka saat mempunyai adik tiri!” seru Caren sebal seraya berlari ke kamarnya.

            Di dalam kamar, Caren menangis. Walaupun tangisannya tidak begitu keras, namun perasaannya sangatlah sakit.

            Di depan pintu kamar, Mama, Papa dan Lolita sudah berdiri. Lolita berdiri dengan sepucuk bunga mawar berwarna pink, bunga dan warna kesukaan Caren.

            “Kak Calen, buka pintunya dong… Loli mau minta maaf ke Kak Calen,” ucap Lolita seraya mengetuk pintu kamar Caren. Di hati Lolita, tak ada rasa benci sama sekali pada Caren. Berbeda dengan Caren, Caren malah sebaliknya.

            “Caren sayang, ayo buka pintunya dong! Liat adikmu, dia mau minta maaf sama kamu tuh!” seru Papa seraya membujuk Caren agar membukakan pintu.

            Akhirnya, Mama yang membuka pintu kamar. Terlihat jelas Caren yang sedang menangis terisak-isak.

            Mama menghampiri anak kesayangannya lalu mengelus kepalanya. Kemudian Mama berkata, “Caren, Mama akan terus menyayangimu walau kita kedatangan adik baru,” jelas Mama.

            “Kak Calen, ini bunga buat Kak Calen. Kata Mama, Kak Calen suka bunga Mawal yang walnanya pink,” ucap Lolita seraya menyerahkan sepucuk mawar pink.

            Caren kemudian mengusap air matanya. Ia menerima bunga dari Lolita kemudian melemparnya dengan kasar.

            “Jangan harap Aku akan menganggapmu sebagai adik, Lolita! Aku tetap membencimu!” seru Caren seraya berlari lagi menuju halaman belakang rumahnya.

            Lolita tersenyum. Setetes demi setetes air matanya meluap. Dengan sabar, ia mengambil kembali bunga mawar yang telah dilempar Caren.

            “Yang sabar ya Lolita... Kak Caren memang begitu sifatnya,” jelas Mama seraya jongkok disamping Lolita kemudian mengelus kepalanya dengan lembut.

            Lolita mengangguk seraya menghapus air matanya. Kemudian ia memeluk bunga mawar pink yang akan ia coba untuk diberikan kepada Caren lagi.

            “Yuk kita susul Kak Caren ke belakang!” seru Papa seraya memegang tangan Lolita kemudian berjalan beriringan menuju halaman belakang.

            Di halaman belakang, Caren sedang duduk di bangku berwarna putih seraya menutupi mukanya.

            Tanpa Caren sadari, Lolita kemudian duduk di samping Caren. Lolita sudah siap menerima perlakuan Caren ketika ia memberikan mawarnya. Lolita hanya ingin Caren memaafkannya.

            “Sana, kamu pergi. Mama sama Papa tunggu disini,” bisik Mama pada Lolita.

            Lolita. hanya mengangguk kemudian berjalan kearah bangku yang diduduki Caren.

            “Ngg... Kak...” Lolita menundukkan kepalanya seraya memegang tangan Caren.

            “Maafin Lolita ya... Kalau Kakak masih gamau maafin Lolita, Lolita bisa minta Mama pulangin Lolita ke Panti Asuhan kok,” ucap Lolita seraya tersenyum manis.

            Kemudian Caren menatap Lolita dalam-dalam. Lalu ia memegang tangan Lolita dengan lembut dan tersenyum manis.

            “Lolita... Sebenernya yang salah bukan kamu... Kakak yang salah, Kakak terlalu egois.... Maafin Kakak ya? Kakak mohon jangan kembali ke Panti Asuhan... Kakak bersyukur sekali dapat memiliki adik tiri sebaik kamu...” sahut Caren seraya memeluk Lolita dan menangis.

            DEG!

            Mama dan Papa terkejut melihat anaknya dapat sebijaksana itu. Tidak biasanya Caren berperilaku seperti itu.

            Lolita kemudian menangis terharu. Ia menyerahkan mawar pink yang daritadi ia pegang kepada Caren.

            Caren menerima mawar pink tersebut dengan lembut. Kini, Caren sadar. Sikapnya selama ini sangatlah buruk, berkat kedatangan Lolita-lah Caren bisa seperti ini.

            “Lolita... I love you